Sumenep (kilasmadura.com) – Sebanyak 144 bangunan di tiga kecamatan di dua pulau berbeda di Sumenep mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang wilayah setempat pada Selasa (30/09) malam.
Jumlah tersebut sesuai data masuk melalui “Call Center 112” Pemkab Sumenep hingga Rabu (01/10) sore.
“Pendataan tersebut dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari berbagai unsur di lapangan,” kata Penanggungjawab “Call Center 112”, Arif Santoso di Sumenep.
Bangunan rusak tersebut terdiri atas rumah warga, masjid, musholla, sekolah, dan puskesmas di Kecamatan Gayam, Nonggunong, keduanya di Pulau Sapudi, dan Talango di Pulau Talango.
Selain itu, terdapat korban luka sebanyak enam orang di Pulau Sapudi dan semuanya telah ditangani tenaga medis di Puskesmas Gayam.
“Laporan masuk kepada kami dapat dipertanggungjawabkan, karena disertai identitas lengkap, foto, dan keterangan tingkat kerusakan bangunan,” kata Arif, menerangkan.
Wilayah yang paling terdampak gempa tercatat di Kecamatan Gayam, yakni 114 rumah warga mengalami kerusakan, 6 masjid, 1 musholla, 1 sekolah (SDN Gayam 1), dan 1 puskesmas (Puskesmas Gayam).
Sementara di Kecamatan Nonggunong tercatat 16 rumah rusak, 2 masjid, 1 musholla, dan 1 sekolah.
Kemudian di Kecamatan Talango tercatat satu rumah milik warga Desa Gapurana yang mengalami kerusakan.
Gempa bumi magnitudo 6,5 mengguncang Sumenep tercatat pada Selasa malam pada pukul 23.49 WIB.
Berdasarkan rilis Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada pada koordinat 7.25 lintang selatan,114.22 bujur timur, dengan episenter gempa berada di laut 50 kilometer tenggara Sumenep dan Pulau Sapudi, Sumenep, di kedalaman 11 kilometer.
Jenis gempa bumi yang terjadi di Sumenep adalah gempa tektonik, yakni gempa dangkal yang disebabkan adanya aktivitas sesar aktif bawah laut. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
BMKG mencatat terjadi empat kali gempa susulan hingga Rabu pukul 00.29 WIB. Gempa susulan tersebut paling besar tercatat 4,4 magnitudo. (KM-05)


