Sumenep (kilasmadura.com) – Jumlah korban meninggal dunia akibat kasus campak di Sumenep bertambah, dari 17 menjadi 20 pasien.
“Itu sesuai laporan terbaru yang kami terima,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Sumenep, Kamis (28/8).
Ia menduga salah satu pemicu penambahan jumlah korban meninggal akibat kasus campak itu, karena masyarakat terus diteror dengan berita-berita tentang imunisasi yang tidak ada manfaatnya atau buruk manfaatnya,.
Menkes berada di Sumenep untuk meninjau pelaksanaan imunisasi massal campak di daerah tersebut.
Ia meminta para wartawan membantu Kementerian Kesehatan mengedukasi masyarakat agar jangan percaya berita-berita hoaks.
Masyarakat harus lebih percaya berita-berita resmi dari media-media yang terpercaya.
Menkes juga berharap setelah imunisasi massal, penyebaran kasus campak di Sumenep bisa terhenti dan tidak ada lagi pasien yang meninggal.
“Jangan ada lagi yang meninggal. Satu saja meninggal gara-gara campak, tidak boleh. Apalagi kalau meninggalnya, karena tidak divaksin (diimunisasi). Dalam dua pekan ini, semoga jumlah kasus campak di Sumenep tidak naik lagi,” kata Menkes, menegaskan.
Kunjungan Menkes ke Sumenep dilakukan menyusul penetapan status kejadian luar biasa (KLB) campak di daerah tersebut pada Agustus ini.
Pemerintah daerah langsung merespons dengan pelaksanaan imunisasi massal untuk memutus rantai penularan kasus campak. (KM-05)