Sumenep (kilasmadura.com) – Jumlah kasus suspek campak di Kabupaten Sumenep bertambah, dari sebelumnya tercatat 2.035 menjadi 2.105 kasus.
“Ada tambahan jumlah kasus suspeknya per Ahad (24/8). Namun, untuk jumlah korban yang meninggal dunia, tidak ada perubahan atau tetap 17 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, Ellya Fardasyah di Sumenep, Senin (25/8).
Tingginya kasus suspek campak di Sumenep itu ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Pemkab Sumenep pun melaksanakan imunisasi massal atau “Outbreak Response Immunization” (ORI) campak sebagai salah satu langkah menekan penyebaran penyakit tersebut.
Imunisasi massal campak akan berlangsung selama dua pekan sejak Senin (25/8) ini.
Kegiatan tersebut dilakukan serentak di puskesmas dan puskesmas pembantu, baik di daratan maupun kepulauan, dengan sasaran anak usia 9 bulan hingga 7 tahun.
Ellya menjeaskan, imunisasi massal menjadi kunci dalam memutus rantai penularan kasus campak yang kini telah menyebar luas di masyarakat.
Pemantauan program itu dilakukan secara digital melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), termasuk di wilayah kepulauan.
“Semua terintegrasi lewat aplikasi, jadi laporan suspek dan capaian imunisasi bisa langsung terpantau dan tercatat,” katanya, menerangkan.
Ia mengimbau para orang tua agar segera membawa anak-anaknya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi.
Dengan penanganan cepat dan dukungan semua elemen masyarakat, utamanya para orang tua, kasus campak di Sumenep diharapkan dapat ditekan secepat mungkin. (*)