Dinkes P2KB Sumenep sebut kasus campak melandai

kilasmadura

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Sumenep Achmad Syamsuri. (Foto KM-04)
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Sumenep Achmad Syamsuri. (Foto KM-04)

Sumenep (kilasmadura.com) – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep menyebut kasus campak di daerah tersebut melandai dari sebelumnya yang masuk kategori kejadian luar biasa (KLB).

Bahkan, dalam kurun waktu dua pekan terakhir ini tak ada laporan maupun temuan kasus baru campak.

“Di seluruh puskesmas di Sumenep tidak ada lagi pasien campak sejak 29 September 2025,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri di Sumenep, Selasa (14/10).

Namun, di sejumlah rumah sakit di Sumenep tercatat menangani pasien dengan komplikasi penyakit yang memiliki gejala mirip campak, terutama demam tinggi dan gangguan pernapasan.

Kasus itu lebih mengarah ke komplikasi “bronkopneumonia”, bukan infeksi campak secara langsung.

“Gejalanya memang hampir serupa. Kami dan jajaran memantau kasus tersebut secara ketat,” ujarnya, menerangkan.

Ia menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan manajemen rumah sakit itu melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut guna memastikan komplikasi tersebut tidak terkait dengan wabah campak sebelumnya.

Warga Sumenep diminta tetap waspada dan aktif mendukung program imunisasi bagi anak.

Imunisasi adalah langkah penting untuk mencegah penularan penyakit, terutama di kalangan anak-anak.

“Kami imbau masyarakat, khususnya orang tua agar segera melakukan imunisasi bagi anaknya, jika belum lengkap. Pencegahan jauh lebih baik daripada penanganan,” kata Syamsuri, menegaskan. (KM-04)

Berita Terkait:

Tinggalkan komentar